Kamis, 03 Maret 2011

Berhubungan intim antara laki-laki dan perempuan tidak selalu memberikan kenikmatan belaka, tapi kadang kala bisa menimbulkan penyakit bagi perempuan. Penyakit itu tidak langsung dirasakan setelah senggama, tetapi gejalanya berselang berapa lama kemudian.
Ada beberapa gejala yang patut diwaspadai oleh kaum perempuan. Seperti munculnya keputihan, perdarahan setitik pascasenggama dan pengeluaran cairan encer dari vagina. Hal-hal tersebut bisa memberikan tanda ada kelainan pada mulut rahim.

penyakit kanker serviks
Khusus pada populasi perempuan di dunia, kanker payudara adalah penyakit keganasan yang terbanyak ditemukan dan salah satu penyebab kematian. Posisi kedua ditempati oleh kanker mulut rahim.
Untuk negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kedua penyakit tersebut juga memberikan dampak kesehatan yang besar, tetapi secara pasti belum ada angka pasti yang menunjukkan akibat dari penyakit tersebut.
Depatemen Kesehatan memperkirakan lebih banyak perempuan terkena kanker mulut rahim. Angka kejadiannya sekitar 90-100 per 100.000 penduduk, sehingga jika dilakukan perhitungan sekitar 200.000 kasus kanker mulut rahim dapat ditemukan setiap tahunnya di Indonesia. Apalagi di negeri ini kebanyakan orang datang kerumah sakit pada stadium lanjut.
Di RS Kanker Dharmais Jakarta, misalnya, pada 1994-1997 didapatkan 710 kasus,65% diantaranya datang pada stadium lanjut. Angka ketahanan hidup dalam dua tahun untuk stadium lanjut tersebut berkisar 53,2%, dan untuk stadium awal adalah 90%.
Merujuk pada kejadian tersebut, dokter Bambang Dwipoyono dari divisi kanker ginekologis RSK Dharmais, mengadakan penyuluhan tentang kanker mulut rahim (serviks) dengan tema Permasalahan, Faktor-faktor yang Berhubungan, Pencegahan dan Pengobatanya, belum lama ini.
Penyakit tersebut, kata Bambang, disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (HPV, human virus papilloma). Ternyata terdapat banyak tipe infeksi virus tersebut yang menyebabkan penyakit yang berbeda pula. Risiko tinggi adalah HPV tipe 16, 18, dan 31 yang dihubungkan dengan kejadian keganasan serviks, vulva dan vagina.
Dalam perjalanan dari tahap normal sampai pada tahap menjadi penyakit kanker mulut rahim, kata Bambang, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Secara epidemiologik dan laboratorium didapatkan beberapa faktor yang berperan secara langsung maupun tidak. Diantara faktor-faktor penyebab itu adalah:
  • Penularan melalui hubungan seksual.    Penelitian awal mendapatkan adanya tinggi kejadian kanker serviks pada perempuan yang mempunyai banyak pasangan untuk berhubungan seks. Khusus untuk kanker mulut rahim, kata Bambang, disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia tipe 16 dan 18, karena banyak tipe virus papiloma lainnya yang bisa hidup pada hewan.
  • Peran pasangan pria.    Perempuan yang menikah dengan seorang laki-laki yang pernah mempunyai istri yang menderita kanker mulut rahim, maka kejadian kanker mulut rahim pada kelompok perempuan itu menjadi meningkat. Si pria menjadi pembawa virus tersebut.
  • Merokok.    Akhir-akhir ini, kata Bambang, kebiasaan merokok dimasukkan sebagai faktor etiologis (ko-faktor) utama untuk terjadi kanker mulut rahim
  • Faktor diet.    Diet juga menjadi salah satu faktor penyebab penyakit mulut rahim, karena rendahnya konsumsi beberapa vitamin. Seperti kurang menyantap vitamin A dapat meningkatkan risiko terjadinya lesi prakanker. Begitu juga dengan kurang vitamin C, karena vitamin itu dapat memberikan efek penyembuhan dan sebagai antioksi dan dan juga kekurangan vitamin E.   Pengobatan penyakit mulut rahim itu dapat dilakukan dengan berbagai pilihan tergantung pada kondisi penyakit itu misalnya, melalui operasi, radiasi, khemoterapi atau gabungan semuanya.
pencegahan kanker serviks